WUWM? - #02: Terlambat

     "Ingin mengatakan sesuatu? Cepat katakan! Keinginan yang selalu dipendam akan selamanya menjadi keinginan sampai kau mau bicara." -WUWM?

(06:30 pagi)
'Kok sepi ya? Ini mereka pada kesiangan apa gua yang kepagian?' ucap Risty sembari melihat kanan kiri. Tak sengaja, matanya tertuju pada sebuah bangku taman di halaman belakang sekolah. Disana ada Della, duduk diam namun tangannya sedang mengayunkan pena di atas diary ungu nya.
'Della ngapain pagi-pagi udah disitu?' tanyanya sambil mengerutkan dahi.

'Woy! Kenapa Ris? Kok diam aja?' tanya Kyla sambil menepuk pundak kiri Risty.
'Itu loh Kyl! Si Della. Masih pagi-pagi udah menyendiri disana. Kan serem. Btw kok akhir-akhir ini gua ngerasa dia aneh ya?'
'Nah kan! Lu aja yang ga begitu dekat dengan dia bisa ngerasain. Gimana dengan gua? Iya nih Ris, gatau kenapa akhir-akhir ini dia suka menyendiri'

'Bukannya dia dekat ya sama Wira? Apa sebaiknya lo tanya Wira aja? Kali aja Wira tau'

'Iya sih deket. Tapi sekarang mereka udah jarang Ris jalan bareng lagi. Gua gatau mereka berantem apa gimana'
'Kayaknya kalo berantem enggak deh, soalnya kemarin gua liat mereka saling nyapa gitu'
'Entahlah Ris! Udah yuk masuk aja!'

Kyla dan Risty kemudian masuk ke kelas. Setibanya di kelas..
'Loh? Della mana? dia ga bareng kalian ya?' tanya Wira pada Kyla dan Risty.
'Enggak tuh!' jawab Kyla.
'Tapi ini tas nya ada' ujar Wira.
'Dia lagi menyendiri di halaman belakang. Noh liat aja dari jendela keliatan kok!' ucap Risty.
Wira pun segera berjalan ke arah jendela.
'Manaa? Kok ga ada?' ujar Wira. Tiba-tiba..
'Pagi teman-teman!' sapa Della dengan tersenyum ke arah mereka.
'Nah ini dia' ucap Kyla.
'Emang ada apa Kyl?' tanya Della.
'Gapapa, cuman si Wira nanyain lu tadi'
'Oh kirain ada apa' Della pun segera duduk di tempat duduknya dan suasana kelas itu menjadi hening seketika.


***

"Seberat apapun usahamu untuk menyembunyikan perasaan itu, tetap saja kau tak akan pernah mampu. Mungkin kau tak mengatakannya secara langsung. Tapi matamu tak bisa berbohong. Dia diam-diam mengkhianatimu, dan mengatakan kepada semua orang." -WUWM?

     Memang tak semua orang bisa menyadarinya. Tak ada yang bisa membaca pikiranmu. Tak ada yang tahu isi hatimu. Tapi ketika mereka menatap matamu, mereka bisa tahu apakah kamu sedang baik-baik saja atau tidak. Satu-satunya anggota tubuh yang tak bisa berbohong adalah mata. Dia ikut tersenyum ketika engkau tersenyum. Dan menangis ketika engkau bersedih ataupun marah. Ya. Satu-satunya anggota tubuh yang tak bisa berbohong adalah mata. Dia bisa mengungkapkan apa yang tak kau ucapkan dengan lidah. Dia bisa menunjukkan apa yang ingin kau sembunyikan.
     Selama ini Della mungkin tak pernah bercerita kepada siapapun. Selama ini mungkin dia akan berkata 'aku baik-baik saja', tapi matanya berkata lain seakan-akan dia sedang tidak baik-baik saja. Dia selalu mengalihkan pembicaraan ketika mereka menanyakan keadaannya. Dia selalu memaksakan diri untuk terlihat bahagia. Dia selalu berusaha mengangkat kedua bibirnya meskipun terpaksa. Dia ingin terlihat kuat padahal sebenarnya lemah. Dia ingin diabaikan padahal sebenarnya ingin sekali diperhatikan. Kenapa? Kenapa tak mengatakan yang sebenarnya? Dan lagi-lagi..
'Dell, kok lu mendadak jadi pendiam sih? Ada apa? Cerita dong ke gua. Gua nih temen lu!' kata Kyla.
'Gapapa Ky! Beneran gua gapapa' jawab Della yang lagi-lagi dengan senyum.
'Ga, gua ga percaya! Lu pasti ada masalah kan?' tanya Kyla.
'Gua beneran gapapa kok Ky! Lagi unmood aja jadi males ngapa-ngapain, akhir-akhir ini juga gua lagi pen menyendiri, nenangin diri'

'Nenangin diri? Berarti selama ini, hidup lu ga tenang gitu?' balas Kyla dengan nada tinggi. 'Sorry bukannya gua gamau ikut campur lebih dalem Dell, tapi sebagai teman, gua gamau liat lu kayak gini terus. Kalo ada masalah, lu cerita ke gua. Gua siap dengerin keluh kesah lu. Gua udah anggap lu sodara tapi lu? Cuma sekedar jujur aja ke gua ga bisa, apa gua gabisa dipercaya?' jelasnya panjang lebar.
'Duh Ky! Lu lebay banget ah. Semuanya ga seperti yang lu kira. Kayak lu ga pernah jadi cewek aja. Cewek kan biasa kalau moodnya naik turun" jawab Della santai.
'Jangan terus-terusan boongin diri sendiri Dell!' jawab Kyla dengan sedikit kesal.
'Emang lu tau darimana kalau gua lagi ada masalah?' 
'Dari mata lu' 

'Dari matamu.. matamu ku mulai jatuh cinta..' balas Della sambil bernyanyi.

'Eh buset gua ngomong serius lu malah nyanyi, terserah lu dah' jawab Kyla ngambek. Ia pun pergi meninggalkan Della dan pergi menemui Wira.
'Wir, sekarang lu bilang sama gua, Della kenapa?' tanya Kyla tanpa basa basi babi busuk.
'Lah emang dia kenapa? Sejauh ini setau gua baik-baik aja. Emang sih gua udah jarang bareng dia lagi. Tapi kalo ada masalah biasanya dia juga cerita ke gua. Dan dia ga cerita apa-apa berarti semua baik-baik aja' ketus Wira.
'Loh sejak kapan kalian jadi jarang jalan bareng?' tanya Kyla yang kepo luar biasa.
'Umm.. sejak gua jadian sama Shafa' jawab Wira santai.
'What? Gua ga salah? Lu jadian sama Shafa? Shafana Luna kan?' tanya Kyla kaget.
'Yah iya, siapa lagi. Shafa kan cuma satu di sekolah kita. Orang-orang juga pada tau kok. Lu aja kali yang kudet' ketusnya lagi.
'Fix berarti Della suka sama Wira' kata Kyla dalam hati.
'Kenapa Ky? Kok tiba-tiba diem? Lu cemburu ya gua jadian sama Luna? Iya gua tau gua keren makannya jadi rebutan' ujar Wira sambil memegang kerak kemejanya dan mengangkat alisnya.
'Ih amit-amit cabang bayi' Kyla pun pergi meninggalkan Wira. Ia pergi ke taman untuk menyendiri dan berpikir sejenak.
'Apa benar kalau selama ini Della berubah gara-gara Wira? Apa benar semenjak Wira punya pacar, dia merasa kehilangan? Apa benar kalau Della suka sama Wira? Tapi kenapa dia ga pernah cerita? Apa aku tidak bisa dipercaya? Apa wajahku kurang meyakinkan?' tanyanya dalam hati.

    Bagaimana rasanya ketika seseorang yang ketika ia bersedih dan kau ikut bersedih, tidak ingin berbagi cerita? Bagaimana rasanya jika seseorang yang kau sayangi setulus hati, hanya menyayangimu seadanya. Bagaimana rasanya jika seseorang yang kau percaya, tidak mempercayaimu sepenuhnya?  Bagaimana rasanya ketika seseorang yang kau anggap sahabat, hanya menganggapmu sebagai teman biasa? Keinginan Kyla hanya satu. Ia ingin punya sahabat. Bukan sekedar tempat untuk Kyla berbagi susah senangnya, tapi juga orang yang mau membagi susah senangnya pada Kyla. Bukan sekedar orang yang ia yang bisa ia percaya, tapi juga yang bisa mempercayainya. Apa artinya hidup tanpa teman? Apa gunanya hidup bila tak berkawan? Bagaimana seseorang bisa bertahan tanpa ada yang menopang? Bagaimana seseorang bisa bangkit tanpa adanya dukungan? Bagaimana seseorang bisa berguna tanpa adanya kepercayaan?

(Sepulang sekolah)
'Del, tar sore ada waktu ga? main ke rumah yuk!' ajak Kyla pada Della.
'Ada acara apa?'
'Ga ada acara apa-apa. Mama sama papa gua lagi di luar kota, dan kakak gua nginep di rumah temennya, jadi gua sendirian aja minta ditemenin. Nginep juga gapapa. Sekalian ada yang mau gua omongin'.
'Oh yaudah, nanti gua ijin ke bunda buat nginep'
'Iya Del. Tapi kalau ga diijinin juga gapapa'

***

Ding..dung.. 
Bel rumah Kyla berbunyi. Di depan pintu nampak Della dengan pakaian dominan hijau, menunggu untuk dibukakan pintu. Kyla pun segera membuka pintu dan mempersilahkan Della masuk.
'Sini Dell masuk, seperti biasa, lu kalo laper, haus, langsung ke dapur aja gausah ijin'
'Iya gua tau. Ini kan rumah gua juga. Lu kan ngontrak disini'
'Enak aja lu Del. Ortu gua banting tulang nyari duit buat bangun rumah segede ini terus lu seenaknya bilang kita cuma ngontrak?'
'Hahaha. Santai aja kali Ky! Why so serious?'
'Nah ini nih, gua suka liat lu begini. Lagi-lagi gua nanya, lu ada masalah apa sih? Apa semua ini karena Wira?'
Della kaget mendengar ucapan Kyla. 'Kok lu bisa ngomong gitu?'
'Tadi gua sempat ngobrol dikit dengan dia. Katanya kalian udah mulai ga deket lagu pas dia jadian sama Shafa. Makannya gua mikirnya gitu. Maaf ya Dell. Gua hanya mengira-ngira'
'Gapapa kok Ky!' Della seketika terdiam.. Tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.
'Gini Ky, lu tau kan gua dulu orangnya gimana. Gua begitu tertutup, pendiam, anti sosial, tapi semenjak gua kenal Wira, gua berubah. Gua merasa nyaman tiap kali ada di dekat dia. Tapi semenjak dia punya pacar, dia berubah. Gua merasa dia mulai menghindar dari gua. Ya gua juga ngerti, gua juga berusaha menjaga perasaan Shafa. Karena gimanapun, dia juga teman baik gua. Makannya gua juga berusaha jaga jarak dengan dia. Semuanya berubah Ky. Benar-benar berubah. Tadinya gua gamau cerita ke siapapun, tapi jujur Ky, gua ga bisa lama-lama mendam, gua gamau hal sepele ini bisa mengganggu semuanya, sekolah gua, kegiatan gua, gua gamau.' untuk pertama kalinya Della bercerita panjang lebar dan jujur dengan perasaannya.
'Dell, coba tanyakan pada diri lu, lu tuh sebenarnya suka ga sih sama Wira? Kalo lu anggap dia temen, lu ga akan bisa segalau ini. Ga ada yang namanya persahabatan antara perempuan dan laki-laki. Bener-bener ga ada. Seenggaknya salah satunya punya rasa yang lebih dari sekedar sahabat'
'Lu bener Ky. Gua bingung sama perasaan gua. Gua gatau apakah gua beneran suka sama dia. Yang gua tau, tiap kali gua liat dia bareng Shafa, hati gua sakit. Sakit tapi tak berdarah. Gua ga pernah dekat dengan cowok sebelumnya Ky'. tanpa sadar, Della menangis tersedu-sedu. Kyla berusaha menghibur dan menenangkan Della.

(Di sisi lain)
Ting.. tung.. HP Wira berbunyi
1 Pesan Baru
Deva Kyla: 'Wir gua mau ngomong sesuatu. Besok sore kita ketemu. Penting!'


BERSAMBUNG ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WUWM? - #Prolog

WUWM? - #01: Terlambat